GAS ETILEN : CARA ALAMI PEMATANGAN
BUAH
1. Sejarah Gas Etilen
Etilen telah digunakan
sejak Mesir kuno untuk merangsang pematangan (melukai merangsang produksi
etilen oleh jaringan tanaman). Orang Cina kuno akan membakar dupa di kamar tertutup untuk meningkatkan pematangan pir. Pada tahun 1864
ditemukan bahwa gas bocor dari lampu jalan menyebabkan pengerdilan pertumbuhan,
memutar tanaman, dan penebalan abnormal dari batang. Pada tahun 1901, seorang
ilmuwan Rusia bernama Dimitry Neljubow menunjukkan bahwa komponen aktif adalah
etilen Keraguan menemukan bahwa etilen merangsang absisi. Tahun 1934 R. Gane melaporkan bahwa tanaman mensintesis etilen. Pada
tahun 1935, Crocker mengusulkan bahwa etilen adalah hormon tanaman yang
bertanggung jawab untuk pematangan buah serta penuaan dari vegetatif jaringan.
2. Pengertian Gas Etilen
Etilen adalah senyawa
hidrokarbon tidak jenuh yang pada suhu kamar berbentuk gas. Etilen dapat
dihasilkan oleh jaringan tanaman hidup,
pada waktu-waktu tertentu senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya
perubahan penting dalam proses pertumbuhan dan pematangan hasil-hasi lpertanian(Winarno,1992).
Etilen adalah suatu gas yang
dalam kehidupan tanaman dapat digolongkan sebagai hormon yang aktif dalam
proses pematangan. Disebut hormon karena dapat memenuhi persyaratan sebagai
hormon, yaitu dihasilkan oleh tanaman, bersifat mobil dalam jaringan tanaman
dan merupakan senyawa organik. Secara tidak disadari, penggunaan etilen pada
proses pematangan sudah lama dilakukan, jauh sebelum senyawa itu diketahui nama
dan peranannya (Aman, 1989).
Etilen adalah suatu senyawa kimia yang mudah menguap yang dihasilkan selama
proses masaknya hasil pertanian terutama bebuahan dan sayuran (Hadiwiyoto,
1981). Pada bidang pertanian etilen digunakan sebagai zat pemasak buah. Etilen
mempengaruhi pemasakan buah dengan mendorong pemecahan tepung dan penimbunan
gula.
Etilen adalah suatu gas tanpa warna dengan sedikit berbau manis. Etilen
merupakan suatu hormon yang dihasilkan secara alami oleh tumbuhan dan merupakan
campuran yang paling sederhana yang mempengaruhi proses fisiologi pada tumbuhan.
Proses fisiologi pada tumbuhan antara lain perubahan warna kulit, susut bobot,
penurunan kekerasan, dan penurunan kadar gula (Winarno dan Aman 1979).
3.Produksi Gas Etilen
Etilen diproduksi oleh
tumbuhan tingkat tinggi dari asam amino metionin yang esensial pada seluruh
jaringan tumbuhan. Produksi etilen bergantung pada tipe jaringan, spesies
tumbuhan, dan tingkatan perkembangan[9]. Etilen dibentuk dari metionin melalui
3 proses, yaitu :
• ATP merupakan komponen penting dalam sintesis etilen. ATP dan air akan
membuat metionin kehilangan 3 gugus fosfat.
• Asam 1-aminosiklopropana-1-karboksilat sintase(ACC-sintase) kemudian
memfasilitasi produksi ACC dan SAM (S-adenosil metionin).
• Oksigen dibutuhkan untuk mengoksidasi ACC dan memproduksi etilen. Reaksi ini
dikatalisasi menggunakan enzim pembentuk etilen.
4. Fungsi Gas Etilen
Fungsi utama dari gas
etilen sendiri adalah berperan dalam proses pematangan buah. Tapi, selain itu
ada fungsi lain dari gas etilena, yaitu :
-
Merangsang pertumbuhan akar dan batang.
-
Merangsang absisi buah dan daun.
-
Merangsang induksi bunga Bromiliad.
-
Induksi sel kelamin betina pada bunga.
-
Merangsang pemekaran bunga.
-
Bersama auksin gas etilen dapat memacu
perbungaan mangga dan nanas.
-
Dengan giberelin, gas etilen dapat
mengatur perbandingan bunga jantan dan bunga betina pada tumbuhan berumah satu.
5. Dampak Gas Etilen
Selain dampak yang
menguntungkan, ternyata gas etilen itu sendiri memiliki dampak yang tidak
diinginkan, yaitu :
- Mempercepat senensen dan menghilangkan warna hijau pada buah seperti
mentimun dan sayuran daun.
- Mempercepat pemasakan buah selama penanganan dan penyimpanan.
- “Russet spoting” pada selada.
- Pembentukan rasa pahit pada wortel.
- Pertunasan kentang.
- Gugurnya daun (kol bunga, kubis, tanaman hias).
- Pengerasan pada asparagus.
- Mempersingkat masa simpan dan mengurangi kualitas bunga.
- Gangguan fisiologis pada tanaman umbi lapis yang berbunga.
- Pengurangan masa simpan buah dan sayuran.
6. Mekanisme Pematangan Buah dan Pengguguran
Daun
a.Pematangan
Buah
Pematangan
buah merupakan suatu variasi dari proses penuaan melibatkan konversi pati atau
asam-asam organik menjadi gula, pelunakan dinding-dinding sel, atau perusakan
membran sel yang berakibat pada hilangnya cairan sel sehingga jaringan
mengering. Pada tiap-tiap kasus, pematangan buah distimulasi oleh gas etilen
yang berdifusi ke dalam ruang-ruang antarsel buah. Gas tersebut juga dapat
berdifusi melalui udara dari buah satu ke buah lainnya, sebagai contoh satu buah
apel ranum akan mampu mematangkan keseluruhan buah dalam satu lot. Buah akan
matang lebih cepat jika buah tersebut disimpan di dalam kantung plastik yang
mengakibatkan gas etilen terakumulasi. Pada skala komersial berbagai macam buah misalnya
tomat sering dipetik ketika masih dalam keadaan hijau dan kemudian sebagian
dimatangkan dengan mengalirkan gas etilena.
Pada kasus
lain, petani menghambat proses pematangan akibat gas etilen alami. Penyimpanan
buah apel yang dialiri dengan gas CO2 yang selain berfungsi menghambat kerja
etilen, juga mencegah akumulasi etilen. Dengan teknik ini buah apel yang di
panen pada musim gugur dapat disimpan untuk dijual pada musim panas berikutnya.
b. Pengguguran Daun
Seperti
halnya pematangan buah, pengguguran daun pada setiap musim gugur yang diawali
dengan terjadinya perubahan warna, kemudian daun mengering dan gugur adalah
juga merupakan proses penuaan. Warna pada daun yang akan gugur merupakan
kombinasi pigmen-pigmen baru yang dibentuk pada musim gugur, kemudian
pigmen-pigmen yang telah terbentuk tersebut tertutup oleh klorofil. Daun
kehilangan warna hijaunya pada musim gugur karena daun-daun tersebut berhenti
mensintesis pigmen klorofil.
Peranan
etilen dalam memacu gugurnya daun lebih banyak diketahui daripada peranannya
dalam hal perubahan warna daun yang rontok dan pengeringan daun. Pada saat daun
rontok, bagian pangkal tangkai daunnya terlepas dari batang. Daerah yang
terpisah ini disebut lapisan absisi yang merupakan areal sempit yang tersusun
dari sel-sel parenkima berukuran kecil dengan dinding sel yang tipis dan lemah.
Daftar
Pustaka
http://rizkianawening.blogspot.com/2012/06/laporan-gas-ethylene.html
Permasalahan :
1. Dalam sebuah literatur saya membaca jika CO2 menghambat kerja gas etilen sedangkan O2 mempercepat kerja gas etilen. Mengapa demikian ?
2. Dalam proses pematangan buah, ada yang secara alami yakni dengan bantuan gas etilen dan ada yang buatan yakni dengan bantuan karbit. Manakah proses pematangan yang lebih cepat ? berikan alasannya.